Pages

Minggu, 08 Februari 2015

Definisi Activity Based Costing dan Penerapannnya

1. Definisi Activity Based Costing

Definisi Activity Based Costing menurut Horngren dan Foster (2003:39) adalah: “An approach to costing that focuses on activities as the fundamental cost objects. It uses the costs these activities as the basis for assigning costs to other cost objects such as products, services or customer”.

Menurut Mulyadi (2003:40) Activity Based Costing systems (ABC systems) adalah:

Activity Based Costing adalah sistem informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan aktivitas sebagai basis serta pengurangan biaya dan penentuan secara akurat biaya produk atau jasa sebagai tujuan. Sistem informasi ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang”.
Garrison dan Noreen (2003:316) mendefinisikan Activity Based Costing sebagai berikut: “Activity Based Costing is a costing method that is designed to provide managers cost information for strategic and other decision that potentially affect capacity and therefore ‘fixed’ costs”. Menurut Hansen dan Mowen (2003:122) adalah: “Activity Based Costing systems first trace cost to activities then to product….”.
 
Hilton, Maher, dan Selto (2006:14) memberikan pengertian Activity Based Costing sebagai berikut: “Activity Based Costing or ABC is a costing method that first assigns costs to activies and then to goods services based on how much each good or service use the activities”.Definisi Activity Based Costing

Jadi Activity Based Costing adalah:

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Activity Based Costing adalah suatu pendekatan terhadap sistem akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk, dimana aktivitas tersebut merupakan titik akumulasi biaya yang mendasar.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Dengan metode ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).
 

2. Penerapan Activity Based Costing Systems

Menurut Hansen dan Mowen (2003:122-127), proses penerapan Activity Based Costing systems dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Tahap Pertama
Pada tahap pertama dalam penerapan Activity Based Costing systems adalah sebagai berikut :
  1. Mengidentifikasi aktivitas
  2. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas
  3. Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis.
  4. Biaya aktivitas yang dikelompokkan dijumlah untuk mendefinisikan kelompok biaya sejenis
  5. Menghitung tarif (overhead) kelompok.
2. Tahap Kedua
Dalam tahap ini biaya setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh masing-masing produk, sehingga biaya aktivitas yang ada dibebankan kepada produk terhadap setiap aktivitas. Kemudian biaya overhead perunit diperoleh dengan menelusuri biaya-biaya overhead dari kelompok-kelompok tertentu pada produk. Total biaya tersebut kemudian dibagi dengan jumlah unit yang diproses dan akan menghasilkan biaya overhead perunit.

Tiga Langkah dalam merancang Activity Based Costing systems

Menurut Blocher, Chen, dan Lin (2002:109) terdapat tiga langkah utama dalam merancang sebuah Activity Based Costing systems, yaitu:
  1. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas
  2. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas
  3. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya

Proses Penerapan Activity Based Costing Systems

Garrison dan Noreen (2003:322) membagi proses penerapan Activity Based Costing systems menjadi enam tahap:
  1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas dan pool aktivitas
  2. Bila mungkin, menelusuri langsung ke aktivitas dan objek biaya
  3. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas
  4. Menghitung tarif aktivitas
  5. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas.
  6. Menyusun laporan manajemen.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas mengenai langkah-langkah dalam penerapan Activity Based Costing, maka dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap penerapan Activity Based Costing (ABC) systems secara umum adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasikan aktivitas utama dan membuat kamus aktivitas, (2) menentukan biaya aktivitas-aktivitas tersebut, (3) mengidentifikasikan ukuran konsumsi untuk biaya aktivitas (penggerak aktivitas), (4) menghitung tarif aktivitas, (5) mengukur permintaan aktivitas tiap produk, (6) menghitung biaya produk.
 
 
 
sumber :
 
 

0 komentar:

Posting Komentar

Minggu, 08 Februari 2015

Definisi Activity Based Costing dan Penerapannnya

1. Definisi Activity Based Costing

Definisi Activity Based Costing menurut Horngren dan Foster (2003:39) adalah: “An approach to costing that focuses on activities as the fundamental cost objects. It uses the costs these activities as the basis for assigning costs to other cost objects such as products, services or customer”.

Menurut Mulyadi (2003:40) Activity Based Costing systems (ABC systems) adalah:

Activity Based Costing adalah sistem informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktivitas untuk memungkinkan personel perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan aktivitas sebagai basis serta pengurangan biaya dan penentuan secara akurat biaya produk atau jasa sebagai tujuan. Sistem informasi ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang”.
Garrison dan Noreen (2003:316) mendefinisikan Activity Based Costing sebagai berikut: “Activity Based Costing is a costing method that is designed to provide managers cost information for strategic and other decision that potentially affect capacity and therefore ‘fixed’ costs”. Menurut Hansen dan Mowen (2003:122) adalah: “Activity Based Costing systems first trace cost to activities then to product….”.
 
Hilton, Maher, dan Selto (2006:14) memberikan pengertian Activity Based Costing sebagai berikut: “Activity Based Costing or ABC is a costing method that first assigns costs to activies and then to goods services based on how much each good or service use the activities”.Definisi Activity Based Costing

Jadi Activity Based Costing adalah:

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Activity Based Costing adalah suatu pendekatan terhadap sistem akuntansi yang memfokuskan pada aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi produk, dimana aktivitas tersebut merupakan titik akumulasi biaya yang mendasar.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ini didasarkan pada konsep produk yang mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Dengan metode ini diharapkan manajemen dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah (aktivitas yang dipertimbangkan tidak memberi kontribusi terhadap nilai pelanggan atau terhadap kebutuhan organisasi).
 

2. Penerapan Activity Based Costing Systems

Menurut Hansen dan Mowen (2003:122-127), proses penerapan Activity Based Costing systems dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Tahap Pertama
Pada tahap pertama dalam penerapan Activity Based Costing systems adalah sebagai berikut :
  1. Mengidentifikasi aktivitas
  2. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas
  3. Aktivitas yang berkaitan dikelompokkan untuk membentuk kumpulan sejenis.
  4. Biaya aktivitas yang dikelompokkan dijumlah untuk mendefinisikan kelompok biaya sejenis
  5. Menghitung tarif (overhead) kelompok.
2. Tahap Kedua
Dalam tahap ini biaya setiap kelompok overhead ditelusuri ke produk dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh masing-masing produk, sehingga biaya aktivitas yang ada dibebankan kepada produk terhadap setiap aktivitas. Kemudian biaya overhead perunit diperoleh dengan menelusuri biaya-biaya overhead dari kelompok-kelompok tertentu pada produk. Total biaya tersebut kemudian dibagi dengan jumlah unit yang diproses dan akan menghasilkan biaya overhead perunit.

Tiga Langkah dalam merancang Activity Based Costing systems

Menurut Blocher, Chen, dan Lin (2002:109) terdapat tiga langkah utama dalam merancang sebuah Activity Based Costing systems, yaitu:
  1. Mengidentifikasi biaya sumber daya dan aktivitas
  2. Membebankan biaya sumber daya ke aktivitas
  3. Membebankan biaya aktivitas ke objek biaya

Proses Penerapan Activity Based Costing Systems

Garrison dan Noreen (2003:322) membagi proses penerapan Activity Based Costing systems menjadi enam tahap:
  1. Mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas dan pool aktivitas
  2. Bila mungkin, menelusuri langsung ke aktivitas dan objek biaya
  3. Membebankan biaya ke pool biaya aktivitas
  4. Menghitung tarif aktivitas
  5. Membebankan biaya ke objek biaya dengan menggunakan tarif aktivitas dan ukuran aktivitas.
  6. Menyusun laporan manajemen.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas mengenai langkah-langkah dalam penerapan Activity Based Costing, maka dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap penerapan Activity Based Costing (ABC) systems secara umum adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasikan aktivitas utama dan membuat kamus aktivitas, (2) menentukan biaya aktivitas-aktivitas tersebut, (3) mengidentifikasikan ukuran konsumsi untuk biaya aktivitas (penggerak aktivitas), (4) menghitung tarif aktivitas, (5) mengukur permintaan aktivitas tiap produk, (6) menghitung biaya produk.
 
 
 
sumber :
 
 

0 komentar:

Posting Komentar