Pages

Selasa, 17 November 2015

Kerangka Konseptual Akuntansi


Kerangka konseptual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan-laporan keuangan. 
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
a.         Level Kesatu : Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan Pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) harus menyediakan informasi mengenai :
1)   Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi. Berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas  bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit. Pada intinya pelaporan keuangan untuk membantu pelaporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan yang rasional mengenai investasi dan kredit.
2)   Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan (arus kas) dimasa depan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan. Membantu para pengguna informasi akuntansi dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
3)   Mengenai sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya dan perubahan yang terjadi didalamnya.
Tujuan pelaporan keuangan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.
b.        Level Kedua     : Karakteristik Kualitatif dan Unsur-Unsur
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
1)   Karakteristik Kualitatif
a)   Kualitas Primer
Relevansi dan keandalan harus melekat pada informasi akuntansi.
i.       Relevansi
Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi  yang relevan harus memiliki nilai umpan balik , yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu . Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.

ii.     Keandalan (Reliabilitas)
Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi,  netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.

a.       Daya Uji : ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
b.      Ketepatan penyajian : angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
c.       Netralitas: informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias .

b)  Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan dan konsistensi.
i.       Keberdayabandingan
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.

ii.     Konsistensi
Sebuah entitas  dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila  mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

2)   Elemen-elemen Dasar
Elemen-elemen  dasar dalam pelaporan keuangan adalah salah satu aspek penting dalam pengembangan struktur teoritis.Akuntansi banyak menggunakan istilah yang memiliki arti khusus yang mana merupakan bahasa bisnis.Unsur-usnsur dasar pelaporan keuangan ini bertujuan untuk menelaah .

Berikut ini adalah sepuluh elemen laporan keuangan yang berhubungan langsung dengan pengukuran kinerja dan status keuangan sebuah perusahaan :
a.      Aktiva . Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan , yang memperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
b.      Kewajiban . Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan , yang timbul oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas – entitas lain dimasa depan.
c.       Ekuitas. Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya . Dalam sebuah entitas bisnis , ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
d.      Ivestasi Oleh Pemilik. Kenaikan aktiva bersih oleh perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan didalamnya.Aktiva yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, namun bias meliputi asa atau konversi kewajiban perusahaan.

e.       Distribusi Kepada Pemilik. Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva , penyediaan jasa ,atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.

f.       Laba Komprehensif. Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik. Termasuk semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.

g.      Pendapatan. Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivtas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.

h.      Beban. Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban selama satu periode dan pengiriman atau produksi barang , penyediaan jasa , aktivitas lain yag merupakan operasi utama perusahaan.

i.        Keuntungan. Kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

j.         Kerugian. Penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi , kejadian dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban atau distribusi dari pemilik.
c.         Level Ketiga     : Konsep – Konsep Pengakuan dan Pengukuran
Kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
1)         Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi-asumsi  menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.

i.     Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi entitas ekonomi mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasikan dengan pertanggungjawaban tertentu.Aktifitas bisnis dapat dibedakan dan dipisahkan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya.
Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).

ii.   Asumsi Kelangsungan Hidup
Perusahaan bisnis akan memiliki unsur yang panjang.Meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk memenuhi tujuan dan komitmennya. Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap perusahaan akan memiliki umur yang panjang atau tidak akan dilikuidasi di masa yang akan datang untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka, meskipun pada kenyataannya umur perusahaan adalah tidak pasti berapa lama. Asumsi ini berpengrauh terhadap prinsip penilaian atas pos pos laporan keuangan misalnya aset dimana aset umumnya dinilai dengan menggunakan prinsip biaya historis daripada menggunakan nilai likuidasi. Asumsi ini tidak akan berlaku jika suatu entitas usaha didirikan dengan batasan umur yang telah ditetapkan.
Jika akan dilikuiditasi  maka tidak dapat menerapkan prinsip biaya historis.

iii. Asumsi Unit Moneter
Bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi dan paling efektif untuk menunjukkan  kepada pihak berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa.Unit moneter merupakan unit yang sederhana, relevan, tersedia secara universal , apat dipahami dan berguna.
Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.


iv. Asumsi Periodisitas
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan.
Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan kedalam periode waktu artifisial.
2)   Prinsip-Prinsip Akuntansi
i.        Prinsip Biaya Historis
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Biaya (cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.
prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi.

ii.      Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan.

iii.    Prinsip Penandingan
Beban  untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui : 
a.       Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa,
b.      Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,
c.       Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi.

iv.    Prinsip Pengungkapan Penuh
Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti :
a.       Hal-hal yang harus diungkapkan secara terinci karena mempengaruhi keputusan pemakai
b.      Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.
c.       Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan dan tahunan.

3)   Kendala-Kendala
        i.            Hubungan Biaya Manfaat
Pemakai mengasumsikan bahwa informasi adalah komoditas bebas biaya. Pembuat dan penyedia informasi akuntansi mengetahui bahwa hal itu salah.Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bias diperoleh dari pemakaian informasi.
Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah.

ii.      Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.

iii.    Praktek Industri
Sifat unik dari sejumlah industri  dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.

iv.    Konservatisme
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

Sumber:http://duniaseribuwarna.blogspot.co.id/2014/10/hasil-mumet-chuswa-rita-dan-made.html




1 komentar:

garis hitam mengatakan...

SALAM

Posting Komentar

Selasa, 17 November 2015

Kerangka Konseptual Akuntansi


Kerangka konseptual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan-laporan keuangan. 
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
a.         Level Kesatu : Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan Pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) harus menyediakan informasi mengenai :
1)   Informasi yang berguna untuk keputusan kredit dan investasi. Berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas  bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit. Pada intinya pelaporan keuangan untuk membantu pelaporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan yang rasional mengenai investasi dan kredit.
2)   Informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas. Menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna potensial lainnya yang membantu dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan dari penjualan (arus kas) dimasa depan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir aliran kas masuk (future cash flow) pada perusahaan. Membantu para pengguna informasi akuntansi dalam mengevaluasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan.
3)   Mengenai sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya dan perubahan yang terjadi didalamnya.
Tujuan pelaporan keuangan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.
b.        Level Kedua     : Karakteristik Kualitatif dan Unsur-Unsur
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
1)   Karakteristik Kualitatif
a)   Kualitas Primer
Relevansi dan keandalan harus melekat pada informasi akuntansi.
i.       Relevansi
Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi  yang relevan harus memiliki nilai umpan balik , yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu . Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.

ii.     Keandalan (Reliabilitas)
Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi,  netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.

a.       Daya Uji : ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
b.      Ketepatan penyajian : angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
c.       Netralitas: informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias .

b)  Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan dan konsistensi.
i.       Keberdayabandingan
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.

ii.     Konsistensi
Sebuah entitas  dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila  mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

2)   Elemen-elemen Dasar
Elemen-elemen  dasar dalam pelaporan keuangan adalah salah satu aspek penting dalam pengembangan struktur teoritis.Akuntansi banyak menggunakan istilah yang memiliki arti khusus yang mana merupakan bahasa bisnis.Unsur-usnsur dasar pelaporan keuangan ini bertujuan untuk menelaah .

Berikut ini adalah sepuluh elemen laporan keuangan yang berhubungan langsung dengan pengukuran kinerja dan status keuangan sebuah perusahaan :
a.      Aktiva . Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan , yang memperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.
b.      Kewajiban . Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi dimasa depan , yang timbul oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas – entitas lain dimasa depan.
c.       Ekuitas. Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya . Dalam sebuah entitas bisnis , ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.
d.      Ivestasi Oleh Pemilik. Kenaikan aktiva bersih oleh perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan didalamnya.Aktiva yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, namun bias meliputi asa atau konversi kewajiban perusahaan.

e.       Distribusi Kepada Pemilik. Penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva , penyediaan jasa ,atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.

f.       Laba Komprehensif. Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik. Termasuk semua perubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.

g.      Pendapatan. Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivtas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.

h.      Beban. Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban selama satu periode dan pengiriman atau produksi barang , penyediaan jasa , aktivitas lain yag merupakan operasi utama perusahaan.

i.        Keuntungan. Kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

j.         Kerugian. Penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi , kejadian dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban atau distribusi dari pemilik.
c.         Level Ketiga     : Konsep – Konsep Pengakuan dan Pengukuran
Kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.
1)         Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi-asumsi  menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.

i.     Asumsi Entitas Ekonomi
Asumsi entitas ekonomi mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasikan dengan pertanggungjawaban tertentu.Aktifitas bisnis dapat dibedakan dan dipisahkan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya.
Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).

ii.   Asumsi Kelangsungan Hidup
Perusahaan bisnis akan memiliki unsur yang panjang.Meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang untuk memenuhi tujuan dan komitmennya. Asumsi ini mengandung arti bahwa setiap perusahaan akan memiliki umur yang panjang atau tidak akan dilikuidasi di masa yang akan datang untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka, meskipun pada kenyataannya umur perusahaan adalah tidak pasti berapa lama. Asumsi ini berpengrauh terhadap prinsip penilaian atas pos pos laporan keuangan misalnya aset dimana aset umumnya dinilai dengan menggunakan prinsip biaya historis daripada menggunakan nilai likuidasi. Asumsi ini tidak akan berlaku jika suatu entitas usaha didirikan dengan batasan umur yang telah ditetapkan.
Jika akan dilikuiditasi  maka tidak dapat menerapkan prinsip biaya historis.

iii. Asumsi Unit Moneter
Bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi dan paling efektif untuk menunjukkan  kepada pihak berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa.Unit moneter merupakan unit yang sederhana, relevan, tersedia secara universal , apat dipahami dan berguna.
Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.


iv. Asumsi Periodisitas
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan.
Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan kedalam periode waktu artifisial.
2)   Prinsip-Prinsip Akuntansi
i.        Prinsip Biaya Historis
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Biaya (cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.
prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi.

ii.      Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan.

iii.    Prinsip Penandingan
Beban  untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui : 
a.       Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa,
b.      Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,
c.       Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi.

iv.    Prinsip Pengungkapan Penuh
Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti :
a.       Hal-hal yang harus diungkapkan secara terinci karena mempengaruhi keputusan pemakai
b.      Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.
c.       Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan dan tahunan.

3)   Kendala-Kendala
        i.            Hubungan Biaya Manfaat
Pemakai mengasumsikan bahwa informasi adalah komoditas bebas biaya. Pembuat dan penyedia informasi akuntansi mengetahui bahwa hal itu salah.Biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bias diperoleh dari pemakaian informasi.
Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah.

ii.      Materialitas
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.

iii.    Praktek Industri
Sifat unik dari sejumlah industri  dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.

iv.    Konservatisme
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

Sumber:http://duniaseribuwarna.blogspot.co.id/2014/10/hasil-mumet-chuswa-rita-dan-made.html




1 komentar:

garis hitam mengatakan...

SALAM

Posting Komentar