Carilah satu etika
atau adat istiadat yang berlaku di Indonesia!
Dalam
tradisi agama Hindu di Bali pada
khususnya, ketika seorang anak mulai menginjak usia remaja atau sudah
dewasa wajib melaksanakan Upacara Potong Gigi. Upacara Potong Gigi atau
yang biasanya juga disebut dengan istilah Mepandes,Metatah atau Mesangih
merupakan upacara yang bermakna untuk menemukan hakekat manusia sejati
yang terlepas dari belenggu kegelapan dari pengaruh Sad Ripu dalam diri
manusia.
Sad Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul
dari sifat-sifat asubha karma atau perbuatan yang tidak baik dalam diri
manusia itu sendiri, yaitu :
1.
Kama, sifat penuh nafsu indriya.
2.
Lobha, sifat loba dan serakah.
3.
Krodha, sifat kejam dan pemarah.
4.
Mada, sifat mabuk dan kegila-gilaan
5.
Moha, sifat bingung dan angkuh.
6.
Matsarya, sifat dengki dan irihati.
Ciri-ciri
Fisik Siap Metatah
Upacara Potong Gigi merupakan
bagian dari Manusa Yadnya, yang pada hakikatnya jika ciri-cirinya secara fisik
sudah menginjak remaja dapat melaksanakan Upacara Potong Gigi. Ciri-
cirinya adalah sebagai berikut:
·
Pada wanita dapat dilakukan setelah mendapatkan menstruasi
yang pertama.
yang pertama.
·
Pada pria dapat dilakukan setelah mengalami perubahan
suara.
Ciri-ciri tersebut dapat
dijadikan landasan awal bahwa si anak sudah siap untuk Metatah akan tetapi
tidak diharuskan pada saat itu juga, karena harus ditunjang dari kesiapan
finansial juga.
Tujuan Upacara
Potong Gigi
Ada beberapa tujuan dari Upacara
Potong Gigi yang tidak kalah penting untuk diketahui, yaitu sebagai berikut:
·
Menghilangkan kotoran diri dalam wujud kala, bhuta, pisaca dan
raksasa dalam arti jiwa dan raga diliputi oleh watak Sad Ripu sehingga dapat
menemukan hakekat manusia yang sejati.
·
Untuk dapat bertemu kembali dengan bapak dan ibu yang telah
berwujud suci.
berwujud suci.
·
Untuk menghindari hukuman didalam neraka nanti yang
dijatuhkan oleh Bhatara Yamadipati berupa mengigit pangkal bambu petung. Hal ini tertera dalam Lontar Atmaprasangsa.
dijatuhkan oleh Bhatara Yamadipati berupa mengigit pangkal bambu petung. Hal ini tertera dalam Lontar Atmaprasangsa.
·
Memenuhi kewajiban orang tua kepada anaknya untuk menjadi
manusia yang sejati.
manusia yang sejati.
Susunan
Upacara Potong Gigi
Berdasarkan ketentuan dalam
lontar Dharma Kahuripan dan lontar Puja Kalapati, bahwa tahapan upacara potong
gigi disebutkan sebagai berikut :
·
Magumi padangan, Upacara ini juga di sebut mesakapan
kepawon dan dilaksanakan di dapur.
kepawon dan dilaksanakan di dapur.
·
Nekeb, Upacara ini dilakukan di meten atau di gedong
·
Mabyakala, Ini dilakukan di halaman rumah di depan meten atau
gedong.
·
Ke Merajan, atau tempat suci di dalam rumah. Urut – urutan
upacara di merajan yaitu : Mohon penugrahan kepada Bhatara Hyang Guru, Menyembah Ibu dan Bapak, Ngayab caru ayam putih, Mohon tirtha (air suci) kepada Bhatara Hyang Guru, Ngerajah gigi (Menulis gigi dengan wijaksara) dan Di pahat taringnya secara tiga kali.
upacara di merajan yaitu : Mohon penugrahan kepada Bhatara Hyang Guru, Menyembah Ibu dan Bapak, Ngayab caru ayam putih, Mohon tirtha (air suci) kepada Bhatara Hyang Guru, Ngerajah gigi (Menulis gigi dengan wijaksara) dan Di pahat taringnya secara tiga kali.
Menuju ketempat potong gigi, Urut
– urutan upacaranya :
·
Sembahyang kepada Bhatara Surya dan kepada Bhatara Sang
Hyang Semara Ratih dan mohon tirtha kepada beliau berdua.
Hyang Semara Ratih dan mohon tirtha kepada beliau berdua.
·
Ngayab banten pengawak di bale dangin,
·
Metatah atau memotong / mengasah dua buah taring dan empat
buah gigi seri pada rahang atas dan Turun dari tempat potong gigi, jalannya ke hilir dengan menginjak banten paningkeb.
buah gigi seri pada rahang atas dan Turun dari tempat potong gigi, jalannya ke hilir dengan menginjak banten paningkeb.
Kembali ke meten / gedong tempat
ngekeb. Bila ingin berganti pakaian, sekarang bias dilakukan mejaya – jaya di
merajan. Urutan upacaranya :
·
Mabyakala
·
Sembahyang kepada : Bhatara Surya, Leluhur dan Bhatara
Samudaya.
Samudaya.
·
Menuju ke hadapan Sang Muput Upacara, disini dilakukan
meeteh – eteh persediaan : prayascita, Pangrabodan, Ngayab pungun – pungun dan pajejiwan, Matirtha penglukatan, pebersihan dan kekuluh, Mejaya – jaya, Ngayab banten otonan, Ngayab banten pawinten-digunakan dan Mapadamel
meeteh – eteh persediaan : prayascita, Pangrabodan, Ngayab pungun – pungun dan pajejiwan, Matirtha penglukatan, pebersihan dan kekuluh, Mejaya – jaya, Ngayab banten otonan, Ngayab banten pawinten-digunakan dan Mapadamel
·
Kembali ke meten/gedong tempat ngekeb.
·
Mapinton ke Pura Kahyangan Tiga, ke Pura Kawitan dan ke Pura
lainnya yang menjadi pujaannya.
Hal penting yang dapat
disimpulkan dan perlu diingat ialah tujuan dari upacara ini untuk meminimalkan
sifat negatif dari orang yang bersangkutan, akan tetapi tidak berarti
bahwa setelah upacara ini dilakukan orang itu sifatnya akan menjadi sepenuhnya
baik . Semua kembali kepada pribadi masing-masing setiap orang. Apakah
mempunyai dasar dan keinginan yang kuat dalam merubah diri menjadi
pribadi yang lebih baik.
kelompok:
1. Esty Putri Ratnasari 22212566
2. Risda Aditya 26212453
0 komentar:
Posting Komentar